A. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Sedangkan menurut kamus Purwadarminta (
1976 ), secara umum metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik –
baik untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari bahasa
Inggris yaitu Method artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk
memperoleh sesuatu.
Jadi, metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Manfaat Metode Pembelajaran
Manfaat metode pembeajaran adalah
ü Guru dapat menguasai keadaan kelas
sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan.
ü Mempermudah dan mempercepat proses
penyampain ilmu kepada anak didik.
ü Mendeskripsikan kegiatan belajar-mengajar
daya upaya mencapai tujuan pembelajaran. Metode mengajar mendeskripsikan
interaksi antara guru dengan siswa dalam proses belajar. Metode mengajar
mendeskripsikan pengalaman belajar siswa yang berproses sehingga jelas
pentahapannya. Dari metode dapat kita lihat bagaimana pengalaman belajar
siswa berkembang sehingga siswa menguasai pengetahuan, meningkatkan
keterampilan dan menguatkan sikap yang terbentuk melalui proses belajar.
ü Menyajikan, menguraikan, memberi contoh,
dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu
3. Macam – Macam Metode Pembelajaran
a. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan salah satu metode
yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran kepada siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Wina Sanjaya mendefinisikan “ metode ceramah
dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan lisan atau
penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.
Ada beberapa alasan yang mengapa metode
ceramah sering digunakan, alasan ini merupakan sekaligus menjadi
keunggulannya. Keunggulan-keunggulannya adalah:
- Guru mudah menguasai
kelas.
- Mudah
mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
- Dapat diikuti oleh
jumlah siswa yang besar.
- Mudah mempersiapkan
dan melaksanakannya.
- Guru mudah
menerangkan pelajaran dengan baik.
Di samping keunggulan-keunggulan tersebut, metode ceramah juga memiliki
kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahannya adalah:
- Mudah terjadi
verbalisme (pengertian kata-kata).
- Yang visual menjadi
rugi, yang auditif (mendengar) yang besar menerimanya.
- Bila selalu
digunakan dan terlalu lama, membosankan.
- Guru menyimpulkan
bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali.
b) Metode Diskusi
”metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran,
di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan
atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama
Setiap metode pembelajaran pasti memiliki keunggulan dan kelemahan, begitu juga dengan metode diskusi. Ada beberapa keunggulan dari metode diskusi, yaitu:
Setiap metode pembelajaran pasti memiliki keunggulan dan kelemahan, begitu juga dengan metode diskusi. Ada beberapa keunggulan dari metode diskusi, yaitu:
- Siswa memperoleh
kesempatan untuk berpikir.
- Siswa mendapat
pelatihan mengeluarkan pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas.
- Siswa belajar
bersikap toleran terhadap teman-temannya.
- Diskusi dapat
menumbuhkan partisipatif aktif dikalangan siswa.
- Diskusi dapat
mengembangkan sikap demokratif, dapat menghargai pendapat orang lain.
- Dengan diskusi,
pelajaran menjadi relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Di samping itu juga, ada beberapa kelemahan-kelemahan penggunaan metode diskusi, di antaranya:
- Diskusi terlalu
menyerap waktu.
- Pada umumnya siswa
tidak terlatih untuk melakukan diskusi dan menggunakan waktu diskusi
dengan baik, maka kecenderungannya mereka tidak sanggup berdiskusi.
- Kadang-kadang guru
tidak sanggup memahami cara-cara melaksanakan diskusi, maka
kecenderungannya diskusi tanya jawab.
c) Metode Tanya Jawab
”Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan
yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,tetapi dapat pula dari
siswa kepada guru.
Keunggulan-keunggulan dari metode tanya
jawab adalah:
- Pertanyaan menarik
dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika siswa
sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.
- Merangsang siswa
untuk melatih dan mengembangkan cara berpikir, termasuk daya ingatan.
- Mengembangkan
keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan
pendapat.
Adapun kelemahan-kelemahan dari metode tanya jawab ini adalah:
- Siswa merasa takut,
apalagi bila kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan
suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
- Tidak mudah membuat
pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
- Waktu sering banyak
terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai
dua atau tiga orang.
- Dalam jumlah siswa
yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada
setiap siswa.
d) Metode Demonstrasi
”Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan
dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
Keunggulan-keunggulan metode demontrasi adalah:
- Perhatian murid
dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga
hal yang penting itu dapat diamati.
- Dapat membimbing
murid ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
- Ekonomis dalam jam
pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat
diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek.
- Dapat mengurangi
kesalaham-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau
mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaran yang jelas ari hasil
pengamatannya.
- Karena gerakan dan
proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang
banyak.
- Beberapa persoalan
yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses
demonstrasi.
Kelemahan-kelemahan metode demontrasi adalah:
- Metode ini
memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan
hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
- Fasilitas seperti
peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan
baik.
- Demonstrasi
memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan
waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam
pelajaran lain.
e)
Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
”Metode resitasi (penugasan) adalah metode
penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan
kegiatan belajar
Keunggulan-keunggulan metode tugas dan resitasi
adalah:
- Baik sekali untuk
mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif.
- Memupuk rasa
tanggung jawab dalam segala tugas sebab dalam strategi ini siswa harus
mempertanggung jawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
- Memberikan kebiasaan
siswa untuk giat belajar.
- Memberikan tugas
siswa untuk sifat yang praktis
Kelemahan-kelemahan metode tugas dan resitasi adalah:
- Tidak jarang
pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan dengan meniru pekerjaan orang
lain.
- Karena perbedaan
individu, maka tugas apabila diberikan secara umum mungkin beberapa orang
diantaranya merasa sukar sedangkan sebagian lainnya merasa mudah
menyelesaikan tugas tersebut.
- Apabila tugas
diberikan, lebih-lebih bila itu sukar dikerjakan, maka ketenangan mental
para siswa menjadi terpengaruh.
f)
Metode Eksperimen
”Metode eksperimen (percobaan) adalah cara
penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajar.
Keunggulan-keunggulan metode eksperimen adalah:
- Metode ini dapat
membuat siswa lebih percaya atas kebenaran dan kesimpulan berdasarkan
percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku saja.
- Dapat mengembangkan
sikap untuk studi eksploratis tentang sains dan teknologi, suatu sikap
dari seorang ilmuan.
- Metode ini didukung
oleh azas-azas didaktik modern
Kelemahan-kelemahan metode eksperimen adalah:
- Metode ini lebih
sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
- Metode ini
memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah
diperoleh dan mahal.
- Metode ini menuntut
ketelitian, keuletan dan dan ketabahan.
- Setiap percobaan
tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada
faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan dan
pengendalian.
g)
Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah)
merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu
permasalahan, yang kemudian dicari penyelasainnya dengan dimulai dari mencari
data sampai pada kesimpulan.,
Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam penggunaan
metode problem solving mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
- Adanya masalah yang
jelas untuk dipecahkan.
- Mencari data atau
keterangan yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
- Menetapkan jawaban
sementara dari masalah tersebut.
- Menguji kebenaran
jawaban sementara tersebut.
- Menarik kesimpulan.
Keunggulan-keunggulan metode problem solving (metode pemecahan masalah) adalah:
- Pemecahan masalah
(problem solving) merupakan tehnik yang cukup bagus untuk memahami isi
pelajaran.
- Pemecahan masalah
(problem solving) dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan siswa
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
- Pemecahan masalah
(problem solving) dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran siswa.
- Pemecahan masalah
(problem solving) dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan
mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
- Pemecahan masalah
(problem solving) dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan
barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
- Melalui pemecahan
masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap
mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada
dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh
siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
- Pemecahan masalah
(problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
- Pemecahan masalah
(problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
- Pemecahan masalah
(problem solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
- Pemecahan masalah
(problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus
menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
Kelemahan-kelemahan metode problem solving (metode pemecahan masalah) adalah:
- Menentukan suatu
masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa,
tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
- Proses belajar
mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup
banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran.
- Mengubah kebiasaan
siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi
belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau
kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan
kesulitan tersendiri bagi siswa.
B.
Metode
Pembelajaan Problem Based Learning ( PBL )
1. Pengertian Problem Based Learning ( PBL
)
Problem
Based Learning atau bisa disebut juga Pembelajaran bermasis masalah ( PBM )
memiliki pengertian dari beberapa ahli yaitu
a. Menurut Tan ( 2000 ), Probelm Based
Learning ( PBL ) atau Pembelajaran Berbasis Masalah ( PBM ) merupakan
penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan
konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala
sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada,
b. Nurhadi (2004)
mendefinisikan “model Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang
cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan yang penting dari materi pelajaran
- Menurut Arends (2007), “Pembelajaran
Berbasis Masalah adalah suatu model pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran peserta didik pada masalah autentik peserta didik dapat
menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang
lebih tinggi, inkuiri dan memandirikan peserta didik”.
Berdasarkan para ahli, disimpulkan bahwa Prolem Based Laerning
adalah suatu model
pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sehingga peserta didik
dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkan keterampilan berpikir
kritis, inkuiri, pemecahan masalah dan mandiri.
Model pembelajaran ini
berusaha membantu peserta didik menjadi pelajar mandiri dan otonom. Melalui
bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan menggerakkan peserta
didik untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata
dan belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri.
a). Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM)
Para pengembang pembelajaran berbasis masalah
(Ibrahin dan Nur,2004) telah mendeskripsikan karaketeristik model pembelajaran
berbasis masalah sebagai berikut.
a. Pengajuan
pertanyaan atau masalah.
Pembelajaran berbasis masalah dimulai dengan
pengajuan pertanyaan atau masalah, bukannya mengorganisasikan disekitar
prinsip-prinsip atau keterampilan-keterampilan tertentu. Pembelajaran berbasis
masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan atau masalah yang
kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna bagi siswa.
Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik untuk menghindari jawaban
sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.
b. Berfokus pada
keterkaitan antar disiplin.
Meskipun PBL mungkin berpusat pada mata pelajaran
tertentu. Masalah yang dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa
meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.
c. Penyelidikan
autentik.
Model pembelajaran berbasis masalah menghendaki
siswa untuk melakukan pennyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata
terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalsis dan mendefinisikan
masalah mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan
menganalsis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat
inferensi, dan merumuskan kesimpulan
d. Menghasilkan
produk/karya dan memamerkannya.
PBL menuntut siswa untuk menghasilkan produk
tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan
atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Bentuk tersebut
dapat berupa laporan, model fisik, video, maupun program komputer. Karya nyata
itu kemudian didemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang apa yang
telah mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar terhadap laporan
tradisional atau makalah.
e. Kerjasama.
Model pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh
siswa yang bekerjasama satu sama lain, paling sering secara berpasangan atau
dalam kelompok kecil. Bekerjasama memberikan motivasi untuk secara
berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang
untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial
dan keterampilan berpikir.
b). Tujuan Pembelajaran dan Hasil
Belajar
Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk
membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran
berbasis masalah dikembangkan terutama untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar
tentang berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman
nyata atau simulasi, dan menjadikan pembelajar yang otonom dan mandiri.
Keterampilan Berpikir dan Keterampilan Pemecahan Masalah
Berbagai macam ide telah
digunakan untuk menggambarkan cara seseorang berpikir.
ü Berpikir adalah
proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi, deduksi, klasifikasi,
dan penalaran.
ü Berpikir adalah
proses secara simbolik menyatakan (melalui bahasa) objek nyata dan
kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan simbolik itu untuk menemuan
prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian itu untuk menemukan
prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian itu. Pernyataan simbolik
(abstrak) seperti itu biasanya berbeda dengan operasi mental yang didasarkan
pada tingkat konkret dari fakta dan kasus khusus.
ü Berpikir adalah
kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai kesimpulan berdasar pada
inferensi atau pertimbangan yang seksama.
Tentang berpikir tingkat tinggi, Resnick (1987) memberikan penjelasan sebagai berikut:
Tentang berpikir tingkat tinggi, Resnick (1987) memberikan penjelasan sebagai berikut:
ü Berpikir tingkat
tinggi adalah nonalgoritmik, yaitu alur tindakan yang tidak sepenuhnya dapat
diterapan sebelumnya.
ü Berpikir tingkat
tinggi cenderung kompleks. Keseluruhan alurnya tidak dapat diamati dari satu
sudut pandang.
ü Berpikir tingkat
tinggi sering kali menghasilkan banyak solusi, masing-masing dengan keuntungan
dan kerugian.
ü Berpikir tingkat
tinggi melibatkan pertimbangan dan interpretasi.
ü Berpikir tingkat
tinggi melibatkan ketidakpastian. Segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas
tidak selamanya diketahui.
ü Berpikir tingkat
tinggi melibatkan banyak penerapan banya kriteria, yang kadang-kadang
bertentangan satu sama lain.
ü Berpikir tingkat
tinggi melibatkan banyak pengaturan diri tentang proses berpikir. Kita tidak
mengakui sebagai berpikir tingkat tinggi pada seseorang jika ada orang lain
membantunya pada setiap tahap.
ü Berpikir tingkat
tinggi melibatkan pencarian makna, menemukan struktur pada keadaan yang
tampaknya tidak teratur.
ü Berpikir tingkat
tinggi adalah kerja keras. Ada pengerahan kerja mental besar-besaran saat
melakukan berbagai jenis elaborasi dan pertimbangan yang dibutuhkan.
Perlu dicatat bahwa Resnick menggunakan kata-kata dan ungkapan seperti pertimbangan, pengaturan diri, pencarian makna, dan ketidakpastian. Hal ini berarti bahwa proses berpikir dan keterampilan yang perlu diaktifkan sangatlah kompleks. Resnick juga menekankan pentingnya konteks atau keterkaitan pada saat berpikir tentan berpikir. Meskipun proses memiliki beberapa kesamaan antarsituasi, proses itu juga bervarisai bergantung pada apa yang dipikirkan seseorang. Sebagai contoh, proses yang kita gunakan untuk memikirkan Matematika berbeda dengan proses yang kita gunakan untuk memikirkan puisi. Proses berpikir yang digunakan untuk memikirkan ide abstrak berbeda dengan yang digunakan untuk memikirkan situasi kehidupan nyata. Karena hakikat kekomplekan dan konteks dari keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka keterampilan itu tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan yang lebih konkret. Keterampilan proses dan berpikir tingkat tinggi bagaimanapun juga jelas dapat diajarkan, dan kebanyakan program dan kurikulum dikembangkan untuk tujuan ini sangat mendasarkan diri pada pendekatan yang sama dengan pengajaran berbasis masalah.
Perlu dicatat bahwa Resnick menggunakan kata-kata dan ungkapan seperti pertimbangan, pengaturan diri, pencarian makna, dan ketidakpastian. Hal ini berarti bahwa proses berpikir dan keterampilan yang perlu diaktifkan sangatlah kompleks. Resnick juga menekankan pentingnya konteks atau keterkaitan pada saat berpikir tentan berpikir. Meskipun proses memiliki beberapa kesamaan antarsituasi, proses itu juga bervarisai bergantung pada apa yang dipikirkan seseorang. Sebagai contoh, proses yang kita gunakan untuk memikirkan Matematika berbeda dengan proses yang kita gunakan untuk memikirkan puisi. Proses berpikir yang digunakan untuk memikirkan ide abstrak berbeda dengan yang digunakan untuk memikirkan situasi kehidupan nyata. Karena hakikat kekomplekan dan konteks dari keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka keterampilan itu tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan yang lebih konkret. Keterampilan proses dan berpikir tingkat tinggi bagaimanapun juga jelas dapat diajarkan, dan kebanyakan program dan kurikulum dikembangkan untuk tujuan ini sangat mendasarkan diri pada pendekatan yang sama dengan pengajaran berbasis masalah.
a. Pemodelan Peran Orang Dewasa
Resnick juga memberikan rasional tentang bagaimana
pengajaran berbasis masalah membantu siswa untuk berkinerja dalam situasi
kehidupan nyata dan belajar tentang pentingnya peran orang dewasa. Dalam banyak
hal pengajaran berbasis masalah bersesuaian dengan aktivitas mental di luar sekolah
sebagaimana yang diperankan oleh orang dewasa.
1. Pengajaran berbasis masalah memiliki unsur-unsur belajar magang. Hal
tersebut mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain, sehingga secara
bertahap siswa dapat memahami peran penting dari aktivitas mental dan belajar
yang terjadi di luar sekolah.
2. Pengajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan
sendiri, yang memungkinkan siswa menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena
dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena tersebut.
b. Pembelajaran yang Otonom dan Mandiri
Pengajaran berbasis
masalah berusaha membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom.
Bimbingan guru yang berulang-ulang mendorong dan mengarahkan siswa untuk
mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka
sendiri. Dengan begitu, siswa belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka secara
mandiri dalam hidupnya.
Peran
guru dalam pengajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan
memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pengajaran berbasis masalah tidak dapat
dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan
terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis besar pengajaran
berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang
autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan
penyelidikan dan ikuiri.
2. Kelemahan dan Kelebihan Problem Based
Learning ( PBL )
a. Keuggulam PBL
Menurut Sanjaya
(2007: 219) memiliki keunggulan yaitu sebagai berikut.
(1) Menantang kemampuan peserta didik serta memberi
memberi kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
(2) Meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik.
(3) Membantu peserta didik bagaimana mentransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
(4) Merangsang perkembangan kemajuan berfikir peserta
didik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi secara tepat.
b.
Kelemahan PBL
(1) Memerlukan waktu yang panjang dibandingkan dengan
model pembelajaran yang lain.
(2) Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau
tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan, maka akan merasa enggan untuk mencoba (Sanjaya, 2007:220).
3. Langkah – Langkah Metode Pembelajaran
Problem Based Learning ( PBL )
Pengajaran berbasis masalah terdiri dari lima tahap, seperti dijelaskan
tabel berikut ini;
Tahapan
|
Kegiatan guru
|
Tahap 1 :
Orientasi siswa terhadap masalah
|
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
perangkat yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah yang dipilihnya.
|
Tahap 2 :
Mengorganisasi siswa untuk belajar
|
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
|
Tahap 3 :
Membimbing penyelidikan individual dan kelompok.
|
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan serta
pemecahan masalahnya.
|
Tahap 4 :
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
|
Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka berbagi
tugas dengan temannya.
|
Tahap 5 :
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
|
Guru membantu siswa melakukan refleksi atau
evaluasi teerhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
|
Menurut Fogarty PBL dimulai dengan masalah
yang tidak tersruktur dari kekacauan ini siswa menggunakan berbagai kecerdasan
melalui diskusi dan penelitian untuk menentukan isu nyata yang ada. Langkah –
langkah yang akan dilalui siswa adalah
1. Menemukan masalah
2. mendefinisikan masalah
3. Mengumpulkan fakta
4. Pembuatan hipotesis
5. penelitian
6. Repharasing masalah
7. menyuguhkan alternatif
8. mengusulkan solusi.
Alur proses Problem Basd Learning dapat dilihat
pada flowchart berikut.
A. Kesimpulan
Problem Based Learning atau
Pembelajaran Berbasis Masalah
menggunakan kecerdasan diri individu yang berada dalam sebuah kelompok atau
lingkungan untuk memcahkan masalah yang bermakna, relevan dan kontekstual.
Penerapan PBL dalam pembelajaran
menuntut kesiapan baik dari pihak guru yang harus berperan sebagai fasilitatir
sekligus sebagai pembimbing. Guru di tuntut dapat memahami secara utuh dari
setiap bagian dan konsep PBL dan menjadi penengah yang mampu merangsang
kemampuan berpikir siswa.
Siswa harus sia untuk terlibat
secara aktif dalam pembelajaran. Siswa menyiapkan diri untuk mengoptimalkan
kemampuan berfikir.
Masalah yang dibahas harus
relevan dengan tuntutan kehidupan pada masa sekarang dan masa yang akan datang.
B.
Saran
ü Bagi guru, pemahaman terhadap berbagai
pendekatan yang berpusat pada siswa yaitu PBM, perlu ditingkatkan karena
tantangan kehidupan masa sekarng dan masa depan semakin kompleks.
ü Promblem Based Learning lebih ditepkan
lagi dalam pembelajaran terutama IPS SD kelas tinggi supaya siswa lebih aktif
dalam berfikir
Rusman. 2010. Model – Model
Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung. Rajawali Pers
Roestiyah. 1985. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta. Bina Aksara Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar